BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
mempelajari Fologi perlu tahu mengenai Tesktologi dan kodikologi. Seperti
halnya bidang ilmu pengetahuan yang lain, filologi pun memiliki sasaran atau
obyek kerja. Bahwa obyek filologi adalah naskah atau teks dengan menggunakan
media bahasa sebagai sarana penelitian. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa,
naskah dan teks memiliki pengertian yang berbeda. Naskah (‘handschrijft’
Belanda, ‘manuscript’ Inggris) merupakan semua bahan tulisan sebagai hasil
kebudayaan masa lalu dan dengan demikian bersifat konkrit dan dapat dipegang
atau disentuh, sedangkan teks adalah isi naskah itu sendiri.
1.2 Rumusan masalah
Adapun
beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa
itu Tekstologi dan kodikologi?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun
tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk
mendeskripsikan apa itu Tekstologi dan Kodikologi
1.4 Manfaat penelitian
Adapun
beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Filologi
2. Untuk
mengetahui mengenai apa itu Tektologi dan kodikologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tekstologi
Tekstologi
Sama halnya dengan kodikologi yang mempelajari
seluk-beluk naskah (kodeks), tekstologi juga merupakan bagian dari ilmu
filologi yang mempelajari seluk-beluk teks, terutama menelaah yang berhubungan
dengan penjelmaan dan penurunan sebuah teks sebagai sebuah teks karya sastra,
dari mulai naskah otograf (teks bersih yang ditulis pengarang) sampai
pada naskah apograf (teks salinan bersih oleh orang-orang lain), proses
terjadinya teks, penafsiran, dan pemahamannya. Dalam penjelmaan dan
penurunannya, secara garis besar dapat disebutkan adanya tiga macam teks,
yaitu:
a.
teks lisan (tidak tertulis);
b.
teks naskah tulisan tangan;
c.
teks cetakan (Baried, 1985:56).
Dilihat
berdasarkan masa perkembangannya, teks yang pertama ada adalah teks lisan, teks
lisan lahir dari cerita-cerita rakyat yang diturunkan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi melalui tradisi mendongeng. Teks lisan berkembang menjadi
teks naskah tulisan tangan yang merupakan kelanjutan dari tradisi mendongeng,
cerita-cerita rakyat yang pernah dituturkan disalin ke dalam sebuah tulisan
dengan menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana dan serta menggunakan
aksara dan bahasa daerahnya masing-masing. Teks naskah tulisan tangan ini masih
tradisional, setelah ditemukannya mesin cetak dan kertas oleh bangsa Cina maka
perkembangan teks pun menjadi lebih maju, pada masa ini orang tidak harus
susah-susah menyalin sebuah teks, tetapi teks-teks sangat mudah diperbanyak
dengan waktu yang tidak lama maka lahirlah teks-teks cetakan. Baried (1985:57),
menyebutkan ada sepuluh prinsip Lichacev yang dapat dijadikan sebagai pegangan
untuk penelitian tekstologi yang pernah diterapkan terhadap karya-karya monumental
sastra lama Rusia. Kesepuluh prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tekstologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki sejarah teks suatu karya. Salah satu
di antara penerapannya yang praktis adalah edisi ilmiah teks yang bersangkutan;
2. Penelitian
teks harus didahulukan dari penyuntingannya;
3. Edisi
teks harus menggambarkan sejarahnya;
4. Tidak
ada kenyataan tekstologi tanpa penjelasannya;
5. Secara
metodis perubahan yang diadakan secara sadar dalam sebuah teks (perubahan
ideology, artistic, psikologis, dan lain-lain) harus didahulukan daripada
perubahan mekanis, misalnya kekeliruan tidak sadar oleh seorang penyalin;
6. Teks
harus diteliti sebagai keseluruhan (prinsip kekompleksan pada penelitian teks);
7. Bahan-bahan
yang mengiringi sebuah teks (dalam naskah) harus diikutsertakan dalam
penelitian;
8. Perlu
diteliti pemantulan sejarah teks sebuah karya dalam teks-teks dan monumen
sastra lain
9. Pekerjaan
seorang penyalin dan kegiatan skriptoria-skriptoria (sanggar
penulisan/penyalinan: biara, madrasah) tertentu harus diteliti secara
menyeluruh;
10. Rekonstruksi
teks tidak dapat menggantikan teks yang diturunkan dalam naskah-naskah.
B.
Kodikologi
Istilah
kodikologi berasal dari kata Latin ‘codex’ (bentuk tunggal; bentuk jamak
‘codies’) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ‘naskah’ –bukan
menjadi ‘kodeks’. Sri Wulan Rujiati Mulyadi mengatakan kata ’caudex’ atau
‘codex’ dalam bahasa Latin menunjukkan hubungan pemanfaatan kayu sebagai alas
tulis yang pada dasarnya kata itu berarti ‘teras batang pohon’. Kata ‘codex’
kemudian di berbagai bahasa dipakai untuk menunjukkan suatu karya klasik dalam
bentuk naskah.
Selanjutnya
Dain mengatakan bahwa tugas dan “daerah” kajian kodikologi antara lain ialah
sejarah naskah, sejarah koleksi naskah, penelitian mengenai tempat
naskah-naskah yang sebenarnya, masalah penyusunan katalog, penyusunan daftar
katalog, perdagangan naskah, dan penggunaan-penggunaan naskah itu.
Kodikologi,
atau biasa disebut ilmu pernaskahan bertujuan mengetahui segala aspek naskah
yang diteliti. Aspek-aspek tersebut adalah aspek di luar isi kandungan naskah
tentunya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tektologi
adalah Kajian ilmu yang mendalami segala sesuatu tentang teks, seperti cara
penurunan atau penyalinan teks, pemahaman atau penafsiran serta penambahan atau
pengurangan kata atau kalimatnya dan Kodikologi adalah kajian ilmu yang
mendalami pembahasan seputar seluk
beluk naskah, misalnya bahan, alat tulis, umur, tempat penulisan maupun
perkiraan penulis naskah,
DAFTAR PUSTAKA
Istadiyantha,.Jurnal
Kodikologi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar